Selasa, 22 Februari 2011

SECERCAH PEMIKIRAN YANG MENGGOYAHKAN


SECERCAH PEMIKIRAN YANG MENGGOYAHKAN
By: Akang Aep finding Light


Seprti dunia yang tak bicara seperti langit yang hanya menuutpi seperti ombak di lautan yang bergerak anatara angin seperti jalur sungai yang menatap laut. Tak pernah tertuju tak pernah terasakan apa yang di inginkan, harap apa pada dirinya. Sebuah kejanggalan hati. Sungguh semua ingin jelas adanya. Ketika melangkah ada sentuha lembut dari bumi. Ketika menatap ada lirikan yang menawan dari langit, ketika bergurau ada sapaan dari heningnya lautan dan ketika sendiri ada hujatan sungai yang menghantarkan kepada pantai…
Saat mata tak menatap, saat mulut hanya diam dan saat telinga tak menghiraukan. Semua hanya membisu mencenngkram apa yang terjadi tak perna memikir apa yang ada dalam diri, kesakitan begitu parah, tak terhiraukan namun semua ingin terlampiaskan. Kini semua hanya terdiam tak ada tempat tuk menyesuaikan talk ada tempat tuk berlabuh tak ada tempat tuk bersandar. Semua tersibukkan dengan angnan, dengan khayal, dengan sebuah persangkaan dunia. Tak pernah memikir dengan apa yang diinginkan alam danapa yang ada dalam piker.

      Sampai kini tak pernah ada yang menghiraukan, tak sedikit pu harap yang mampu mengobati. Hanya sebuah hiburan diri yang makin menciiut, makin mencorong dan makin tak erlihat oleh mata. Begitu kecil, bahkan semua tak menyadarinya.
       
Ingin rasanya semua tercurahkan, sebuah rasa yang begitu meresahkan yang berada dalam hati dan menggoyahkan jiwa-jiwa setiap orang. Ku tak tau kemana ini akan belabuh sebuah penghantaran jiwa yang masih terbungkam di dalam diri. Ku ingin menyadari, dengan apa yang terjadi. Namun semua hanya tipu daya pemikiran yang kini makin meeresahkan. Sejujurnya, jika ada secelah cahaya yang mampu menggoyahkan jiwa yang mampu menyadarkan pemikiran tentang apa yang telah merisaukan ku akan meggoyah cahaya itu hingga menembus kegelapan menggoyah keheningan dan mampu menghantarkan dam sebuah kilauan cahaya.
HAKIKAT SEBUAH KEHIDUPAN
Oleh : akang aep finding light
Dalam setiap perjalanan pasti akan kita jumpai tikungan-tikungan dan halangan serta rintangan untuk menyusurinya. Begitu pun dengan sebuah kehidupan, banyak sekali kita jumpai sebuah tikungan dan bahkan jalan buntu yang kita jumpai. Namun semua itu tak lain karena adanya sebuah ujian yang mampu membawa kita dalam setiap segi kehidupan.
     Tak ada yang tahu, akan jadi apa kita nanti. Tak ada yang mengira apa yang akan terjadi di saat nanti. Namun kita hanya bisa memprakirakannnya. Dari semua yang telah terjadi di masa lalu, dari sanalah kita mampu memprakirakan tentang apa yang akan terjadi nanti.
     Setiap detik kehidupan pasti akan berlalu dengan sendirinya. Tak perlu kita pikirkan, tak perlu kita usahakan. Semuanya pasti akan berlalu. Walau kita tak ada, waktu pun pasti akan beerlalu. Tak terbatas dengan adanya kita, tak terbatas dengan adanya orang lain, dan tak terbatas tentang apa yang terjadi. Waktu pasti akan berlalu, tanpa menghiraukan baik ataukah buruk. Namun, dibalik semua itu ada sebuah hikmah yang pasti ada dalam setiap detik kehidupan. “sesungguhnya setiap yang Allah ciptakan dan Allah rencanakan pasti memiliki sebuah hikmah dan manfaat bagi orang yang menyadarinya”.
     Mulai lah kita menyadari tentang apa yang telah terjadi. Baik itu hal baik maupun hal buruk, baik itu peristiwa kecil maupun peristiwa yang besar. Sesungguhnya disanalah setiap pelajaran itu tersembunyi. “Jangan pernah melupakan atas apa yang terjadi, karena kita tak tahu apa yang akan terjadi“. Kita tak tahu jikalau kejadian di masa depan kita memiliki kesamaan dengan kejadian di masa lalu. Bila hal itu terjadi maka akan mudah bagi kita untuk menjalaninya, karena telah terbiasa dan pernah menyelesaikan permasalahan tersebut.
     Tidak sedikit orang yang merasa berputus asa, tak sedikit orang yang mengeluh akan kehidupannya. Pemikiran ini tidak salah. Karena sesungguhnya dalam diri manusia itu memiliki 2 serigala dalam jiwanya. Serigala yang satu adalah serigala yang baik, sedangkan srigala yang lain adalah serigala yang buruk. Apabila serigala yang baik ini sering kita beri makan dengan yang baik-baik seperti berbuat baik dan berpikir baik maka serigala baik ini akan menjadi besar dan akan mampu memakan serigala buruk. Begitu pun sebaliknnya, apabila kita selalu bebrbuat buruk maka serigala buruk akan menjadi besar dan mampu mengalahkan serigala yang baik.
     Banyak yang bilang bahwa hidup adalah pilihan. Pilihan kita untuk menjadi baik atau buruk. Semua adalah pilihan, jika itu yang membuat kita nyaman menjalaninya maka itulah jalan yang benar-benar baik untuk kita jalani. “ Sesungguhnya kebahagiaan itu ketika orang lain merasa nyaman dengan adanya kita, bukan yang membuat kita nyaman dengan adanya orang lain”.
     Inilah saatnya untuk kita berbuat sesuai yang kita inginkan, namun tidak sekali-kali melewati batas perbuatan yang dilarang. Berbuatlah dengan diawali dengan niat yang baik, pikiran yang jernih dan dengan menggunakan hati yang bersih. Dengan dasar ini kita berharap akan selalu menjadi manusia yang baik, manusia yang memiliki kualitas dan kuantitas yang terbaik. Bukan menjadi manusia yang terpinggirkan, teracuhkan bahkan tak dikehendaki kehadirannya bagi orang lain di sekitar kita.
     Jadikanlah setiap orang yang hadir dalam kehidupan kita menjadi teman yang baik, menjadi sahabat yang baik dan menjadi seseorang yang mampu menimbulkan rasa optimisme dalam diri kita. Tidak berfikir negatif kepada orang lain. Inilah kuncinya, untuk membentuk sebuah lingkaran kehidupan yang harmonis dan saliang melengkapi. berfikirlah positive, maka lingkungan kita akan memberikan hal positive pula”
     Ketika kita berfikir positive, artinya ada sebuah aliran rasa optimisme dan saling menghargai dalam darah kita. Dengan begitu setiap darah yang mengalir akan menyelusuri titik-titik dalam setiap organ vital ditubuh kita. Mulai dari jantung, hati, paru-paru, samapai ke panca indra dan ke otak hingga berakhir ke jantung lagi. Setiap aliran itu memiliki aroma positive dan akhirnya akan menimbulkan sifat kebaikan terhadap lingkungan kita sendiri.

REALITY A LIFE


REALITY A LIFE
By : akang aep finding light

 In each every journey we surely will meet barrier and curves and also barricade to fringing  it. So even also with a life, a lot of us meet a curve and even deadlock which we meet. But all that the no other caused by a test capable to bring us in each to every life facet.
 There'S nothing know, will become what we wait. There'S nothing predict what will happened in moment wait. But we are only can approximating it. From all that have happened in the past, from there we can predict whereof to happened to wait.
    
Each Every life second surely will elapse by itself is. Unnecessary of us think of, unnecessaryly of us labour. Altogether surely will elapse. Although we are nothing;there is no, time even also surely will drawn an end. Unlimited with existence of us, unlimited with existence of others, and is unlimited about what is going on. Time surely will elapse, without bothering goodness or is ugly. But, at the opposite of all that there is a definitive wisdom there  in each to every life second. " real each to every which Allah create and Allah plan surely have a benefit and wisdom to one who realize it".

Start our lah realize whereof which have terajdi. Whether that ugly matter either or matter, that goodness of small event and also big event. In fact over there that Iesson setipa hidden. Don'T have forgotten to the what is going on because us ignore what will happened. We ignore if occurence in future we own equality with occurence in the past. If that thing happened hence will easy for us to experiencing it, because have accustomed and have finished the problems.

     By dozens one who feel to despair, do not a little one who complain life will its. This idea is not wrong. Because in fact in that human being x'self have 2 wolf in its soul. Wolf which is one is good wolf, whereas other  wolf is ugly wolf. If good wolf often we feed with the best of like doing a kindness and thinking goodness hence this good wolf will become big and will be able to eat ugly wolf. So even also its, if us always ugly bebrbuat hence ugly wolf will become big and can defeat good wolf.

 A lot spell out members that life is choice. Our choice for become goodness or is ugly. All is choice, if that making balmy us experiencing it hence that's really road to street good to us experience " In fact that happy is when others feel balmy with existence of us, not making balmy us with existence of others".

Rabu, 09 Februari 2011

Story two by finding light

Berkat Sahabat
    In kisah persahbatan dua anak manusia. Yang seorang adalah anak presiden. Yang lain pemuda rakyat jelata bernama Ujang. Persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka duduk dibangku sekolah. Ujang punya kebiasaan yang kadang sanggat menjengkelkan. Apa pun peristiwa yang terjadi di depannya selalu dianggap positive. “itu baik!” katanya senantiasa.
    Hari itu seperti yang sering mereka lakukan, Ujang menemani sahabatnya berburu. Tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selalu siap digunakan. Entah kenapa, barangkali belum terkunci secara sempurna, stelah diserahkan kepada sahabatnya senapan itu meletus. Akibatnya cukup fatal. Ibu jari putra presiden terkena terjangan peluru dan putus. Melihat itu tanpa sadar dengan kalemnya Ujang berkomentar. “Itu baik!” Kontan sahabatnya naik pitam. “bagaimana kau ini! Jempolku putus tertembak, malah dibilang baik. Berengsek!“ agaknya, kali ini kelakuan Ujang tak termaafkan. Ia dijebloskan ke penjar.
    Bebrapa bulan kemudian, sang putra presiden kembali pergi berburu ke Afrika. Malang, ia tersesat dihutan lebat dan ditangkap suku primitif yang masih kanibal. Malam harinya, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk disantap ramai-ramai. Anehnya, mendadak ia dibebaskan. Belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memakan makhluk yang organ tubuhnya tidak lengkap.
    Nasibbaik itu membuat sang putra presiden termenung. Ia teringta kembali peristiwa ketika jempolnya putus tertembak lantaran ulah Ujang. Ia kemudian menemui Ujang di penjara. “ Ternyata kau benar. Ada baiknya jempol ku tertembak,“ katanya sambil menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya di Afrika. “Aku menyesal telah memenjarakanmu.”
“Oh, Tidak! Bagikku ini baik!”
“Bagaimana kau ini? Memenjarakan teman kau bilang baik?“
“Kalau aku tidak dipenjara, pasti saat itu aku bersamamu.“
    Begitu banyak kejadian yang tidak kita inginkan di dunia ini, namun cobalah berfikir positif atas apa yang terjadi didepan kita seperti kisah di atas. Ddan ingatlah kata Finding Light bahwa “Seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehenddak sadar kita si manusia “

MOTIVATION STORY BY FINDING LIGHT

Tangan Dalam Botol

    Menarik untuk merenungkan kembali apa yang disampaikan Eric Butterworth dalam bukunya The Universe is Calling (HarperCollins Publisher, 1994). Salah satu illustrasinya, metode unik yang dipakai orang Amerika Serikat (AS) dalam menangkap monyet dihutan Afrika untuk dikirim ke berbagai kebun binatang di AS.
    Dengan cara amat manusiawi, para pemburu menggunakan sebuah botol besar dengan leher yang sempit sebagai perangkapnya. Umpannya berupa kacang-kacangan dan buah-buahan. Umpan ditaruh di dalam botol. Tujuannya, agar monyet bisa ditangkap hidup-hidup tanpa terluka. Pagi hari botol botol-botol itu ditaruh di hutan, lalu esoknya para pemburu datang lagi untuk mengecek monyet yang tertangkap.
    Bagaimana kaum monyet itu diperdaya? Begini, karena tertarik oleh warna dan aroma buah yang menyengat, para monyet mendatangi botol-botol itu. Mereka lalu mencoba meraih kacang atau buah itu dengan memasukkan tangannya ke dalam botol. Kalau sudah begini, mereka tidak akna bisa menarik tangannnya ke luar botol selama tangannya menggenggam kacang atau buah. Mereka juga tak mampu membawa lari botol karena berat.
    Barangkali kita akan menertawakan betapa tololnya monyet-monyet itu. Padahal, tanpa sadar kita sering berperilaku seperti mereka, memegang erat-erat problem hidup yang kita hadapi. Ibaratnya, menenteng-nenteng “botol problem” ke mana-mana. Artinya, kita membiarkan diri tertangkap dalam botol problem itu. Mengasihi diri, seolah merasa seolah sebagai manusia yang paling menderita, paling sengsara, paling miskin, dan sebagainya. Ke sana kemari pasang muka memelas, minta belas kasihanorang lain, berdoa siang-malam memohon pertolongan-Nya.
    Padahal kita tahu. Tuhan tak akan member beban yang tak bisa kita tanggung. Dari sini bisa ditarik kesimpulan atas pesan yang disampaikan Butterworth. Salah satunya, “praying is listen“. Bukan melulu minta agar sesuatu menjadi baik, tapi melihat sesuatu dengan sebaik-baiknya. Mengamati sesuatu ditempat yang tinggi, agar mampu “ melihat dari sekadar yang tampak”. Dengan begitu kita akan bisa menemukan jalan keluar. Tidak perlu harus terperangkap dengan tangan dalam botol. Dengan begitu kita bisa bersyukur.

Minggu, 06 Februari 2011

yang dikesampingkan

sungguh penat hri ini..harapan yang begitu indah dalam setia renung pikiran..terpikir menyelusup dengan persamaan yang rumit dalam pikiran..