KADO KETIKA ENGKAU MELAHIRKAN KU, IBU
Bulan Juni, bulan yang begitu indah di 20 tahun yang lalu. Bulan yang memiliki sejarah singkat dan begitu memikat. Begitulah ketika si ujang seorang anak kampung lahir dari rahim seorang ibu yang begitu mulia. Ibu yang tidak akan pernah tergantik dengan wanita secantik apapun didunia ini. walau bretney spears merayu si ujang untuk menjadi ibunya, dengan tegas pasti ia akan menolaknya. Apalagi luna maya yang jadi ibunya, dengan tegas ia jawab “ ngelemoni”.
Si ujang tidak pernah melihat sosok ibunya dari paras kecantikannya, karena baginya sudah pasti ia adalah ibu tercantik yang telah memberikan ribuan kasih sayangnya yang tidak akan pernah terganti oleh siapa pun. Namun, si ujang akan selalu menilai ibunya sebagai ibu dengan pengorbanan dan kasih sayang tak terkira, tak terukur walau dengan alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian sekecil apapun, bahkan tak terdefinisi sampai kalkulator pun tak bisa menghitung. inilah nilai yang tepat diberikan pada Ibunya.
Di usianya kini, sang ibu harus bergulat dengan penyakit yang dengan setia telah menemaninya selama 5 tahun. Sang ibu menderita penyakit stroke, Penyakit yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yang tak satu pun orang berani memimpikan bahkan hanya menghayalkan untuk mencicipi penyakit itu. Dengan kesabaran yang luar biasa, sedikit demi sedikit sang ibu mulai pulih dari sakitnya. Dahulu beliau hanya mampu duduk dan tidur, kini ia telah mampu berjalan walau harus dibantu dengan tongkat. Begitu besar perjuangan seorang ibu yang telah melahirkannya, membesarkannya dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Si ujang bukanlah anak yang baik, seperti persangkaan kebanyakan orang yang baru mengenalnya. Bahkan masih jauh dari kata hampir baik. si ujang sering sekali menyakiti hati ibunya. Tidak jarang dia mengacuhkan perintah yang diberikan ibunya. Baik disuruh mengambil sesuatu mapun disuruh untuk hal-hal yang lain. Tak tau apa yang ada dalam pikirannya, mungkin terlalu banyak iblis-ilbis yang merasuki hatinya. Seorang ibu yang sedang sakit, bukannya dilayani malah diacuhkan dari prioritas utama.
Namun tetap saja, si ujang merupakan manusia yang memiliki naluri dan hati. Terkadang ia sangat baik pada ibunya, apapun yang ibunya inginkan ia turuti. Namun, tidak jarang juga pikiiran-pikiran iblis itu merasuk dalam otaknya.
Di bulan juni ini siujang genap 20 tahun hidup sebagai manusia. Telah banyak kenangan-kenangan yang terukir dalam tiap langkah hidupnya, telah banyak garam yang berubah menjadi gula, dan tak sedikit gula yang telah berpadu bersama kopi maupun susu. Di usianya Kini, ia hanya ingin melihat sang ibu kembali normal seperti 5 tahun yang lalu. Melihat kembali senyuman lepas dari wajahnya, melihat kembali candaan-candaan lucu dari setiap gerak bibirnya, melihat kembali apa yang ia lihat di 5 tahun sebelumnya.
Tak banyak yang mampu ia lakukan untuk kesehatan ibunya, si ujang hanya mampu berdo’a dan berdo’a. “Ya Allah, jika ini takdir yang engkau berikan pada ibu ku. Berikanlah ia kesembuhan dari penyakitnya, angkatlah penyakit yang telah lama bersemayam dalam tubuh ibu ku, sesungguhnya sangat mudah bagi Mu untuk melakukanNya. Ya Allah, apabila memang engkau tak sudi memberi kesehatan padanya, maka aku minta satu jaminan tempat yang terbaik di akhirat nanti, bersama para nabi dan rasul”. Tetesan air mata akan selalu mengalir walau tak sederas kali ciliwung, namun inilah bukti sayangnya pada seorang ibu.
“Ibu, aku memang telah banyak mengecewakan engkau. Banyak sekali perintah yang telah aku acuhkan, tak jarang engkau marah karena ulah ku. Namun inilah aku, aku anak Mu dengan segala kelebihan dan kekurangan ku. Ibu, biar bagaimana pun kondisi mu, biar bagaimana pun perilakuk ku pada mu, aku akan tetap menyayangi mu, aku akan tetap mencintai mu, aku akan tetap memberi yang terbaik untuk mu. Tak terbatas oleh waktu yang berdetak, tak terbatas dengan angka-angka kalender, dan tak terbatas oleh pergantian zaman. Aku disini, ku ambil jalan ini karena Engkau Ibu. Ini lah kado untuk mu, kado ketika engkau melahirkan ku..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar