Kamis, 28 April 2011
sepakbola yang kayak gimana yang buat diajarin pada generasi muda kita??
BEgitu menyatu semua lapisan masyarakat. memiliki satu tujuan yaitu menggulingkan masa pemerintahan Nurdin Halid yang telah 2 periode memimpin PSSI yang amburadul dan penuh ketidak transparansi.
Tidak begitu banyak yang rakyat inginkan dalam perjuanganya dietiap detik-detik langnkah menuju aspirasi yang lebih baik demi kemajuan PSSI. Tidak hannya miskin akan prestasi, Timnas Indonesia pun Miskin akan kreasi. Tidak hanya kacau dalam pembinaan PSSI Nurdin Halid pun Kacau dalam pembentukan Tim soldi dalam Timnas.
Kegunjingan ini bertambah pengat saat nurdin halid (ketua PSSI mantan residifis) mencalonkan kembali menjadi ketua PSSI periode selanjutnya. Semua mata tertuju pada sang residifis tersebut. sekian lama mukanya tak nongol dalam gemerlap indahnya pentas media elektronik. tak tau rimbanya, bagai tertelan bumi dan jatuh ke neraka jahanam dan tak mampu keluar kembali. Tiba-tiba dia keluar dan menyatakan tidak Akan mundur dari kursi kepemimpinan PSSI.
Tidak banyak yang diinginkan rakyat.. hanya satu kata yang menjadi tujuan mereka. yaitu PRESTASI. sebaik apapun orang tidak akan disanjung jika tidak memiliki prestasi. begitupun sebaliknya, seburuk apapun orang, pasti akan disanjung apabila memiliki prestasi. Namun, apa yang terjadi dalam PSSI?. tak ada prestasi, ketuanya mantan ****. tak ada yang bisa diharapkan. apabila pada ajang AFC CUP tahun kemarin Indonesia bisa menang. saya kira, tidak akan rakyat pecinta bola di indonesia menyuarakan aspirasi yang berlebih seperti yang terjadi setelah pegelaran AFC tersebut. bahkan bisa dikatakan, Nurdin Halid akan kembali disanjung oleh para Pecinta sepak bola diindonesia.
Tersengar lagi kabaar bahwa kekalahan Indonesia di AFC telah ada rekayasa. seorang pengusaha judi di malaysia telah mengontek Ketua PSSI supaay indonesia bisa kalah. tak tau apalagi yanng menjadi pergunjingan di ranah pecinta sepak bola setelah perhelatan AFC CUP tersebut.
Hingga akhirnya, badan sepakbola dunia pun turun tangan untuk menyelesaikan kisruh yang terjadi di papan atas jabatan pengurus sepak bola indonesia. Bukan hanya tentang kisruh dalam PSSI, topik lain yang menjadi bahasan FIFA yaitu adanya liga tidak resmi yang bergulir dalam satu negara. Ujung-ujungnya, banyak pemain muda kita yang tidak bisa bermain dalam kancah pra-olimpiade karena tim mereka masuk dalam liga tak resmi itu.
Kemarahan pun timbul kembali. belum reda yang satu, keluar lagi api yang lain. IPL atau sering disebut sebagai indonesia super league merupakan liga yang didirikan oleh pengusaha sukses diindonesia dan dia merupakan salah satu orang yang peduli akan kemajuan sepakbola indonesia. IPL tidak menngambil uang rakyat untuk membeli pemain atau menggaji para pemain. Namun, IPL merupakan liga profesional yang tidak menerima uang dari APBD. namun uang yang didapat untuk menggulirkan IPL tersebut didapat dari Para Sponsor dan Pengusaha itu sendiri.
kenapa IPL perlu di permasalahkan?. Bila dibandingkan dengan ISL tentu para insan sepak bola akan memilih IPL dibandingkan ISL apabila dilihat dari sisi pendanaan. inilah yang disebut rahasia dibalik rahasia. Hingga akhirnnya, menpora pun memberi keputusan bahwa ISL untuk sementara tidak mendapat APBD maupun APBN. Sehingga para club sepak bola indonesia yang berkiprah di ISL harus memutar otak untuk mendapatkan dana.
FIFA sebagai petinggi urusan sepak bola dunia memutuskan ketua sementara dipegang oleh AGUM GUMELAR. sebuah keputusan yang luar biasa. yang adil menurut saya. dan relevan untuk memperbaiki tingkat kinerja PSSI di masa mendatang. di bawah Titahnya kemudian dibukalah kembali pendaftaran bakal calon ketua PSSI. dan sampai saat ini telah terdapat 20 pendaftar yang akan merebutkan kursi calon ketua PSSI.
Satu usulan yang ingin saya berikan kepada dewan komite pemilihan ketua PSSI. sebaiknya, ketua PSSI mendatang bukan berasal dari politisi, namun ketua PSSI berasal dari golongan pesepakbola sendiri. apabila seorang politisi yang menjadi ketua PSSI, tidak akan merubah kembali tatanan kinerja PSSI seperti yang kemarin. karena sepakbola akan menjadi ajang politik bagi Ketuanya sendiri, dan tak ayal pasti seorang politisi bukan akan memikirkan tentang kemajuan sepakbola karena yang dai tau hanya strategi politik bukan sepakbola.namun bila ketua PSSI diambil dari golongan pesepakbola, official sepakbola, maupun pelatih, saya yakin mereka lebih tau tentang bola dan kemajuannya dibanding sang politisi.
Maju terus sepak bola indonesia, jika kita berfikir bisa pati kita BISA..
jangan perbah putus asa, tengoklah apa yang telah terjadi karena kita tak tau apa yang akan terjadi..
maaf apabila ada yang tersinggung dengan postingan saya ini..
ini hanya suara dari hati saya sebagai insan sepakbola..
semoga nama-nama yang disebut diatas masih bisa menerima kritikan dari saya, dan tidak menjadikannya sebagai sebuah hinaan namun sebagai sebuah support untuk memperbaiki kulaitas diri kalian..
hanya orang yang pemberani yang mau mengakui kesalahannya..
dan seorang kesatrialah yang mau memperbaikinya..
Senin, 25 April 2011
MEtode Most buatan gw ni kalau mau ngerakit juggy hook
4.2.5 Menentukan Waktu Baku dengan Metode Most
4.2.5.1 Waktu Kerja Aktual
Tabel 4.1 Perhitungan Time Measurment Unit Aktual
PERHITUNGAN WAKTUNORMAL DENGAN METODE MOST | |||||
METODE KERJA AKTUAL | Merakit Juggy Hook | ||||
No | Elemen Kegiatan | Model Urutan | ETMU | Frekuensi | Waktu |
1 | Mengambil Alas Bawah | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
2 | Mengambil 4 Baut | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
3 | Mengambil 4 kaki | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
4 | Mengambil Obeng | A3B10G1A3B10P0A3 | 300 | 1 | 300 |
5 | Merakit Baut 1 (14 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 460 | 1 | 460 |
6 | Merakit Baut 2 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
7 | Merakit Baut 3 (16 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 520 | 1 | 520 |
8 | Merakit Baut 4 (15 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 520 | 1 | 520 |
9 | Mengembalikan Obeng | A3B10G1A3B10P1A3 | 310 | 1 | 310 |
10 | Mengambil Tiang 1 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
11 | Merakit Tiang 1 (8 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F16A1B3P0A1 | 400 | 1 | 400 |
12 | Mengambil Tiang 2 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
13 | Merakit Tiang 2 (5 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F10A1B3P0A1 | 240 | 1 | 240 |
14 | Mengambil Alas Atas | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
15 | Mengambil Obeng | A3B10G1A3B10P1A3 | 310 | 1 | 310 |
16 | Mengmabil 2 Baut | A1B6G1A1B6P0A1 | 160 | 1 | 160 |
17 | Merakit Baut 1 (21 Putaran) | A1B10G1A1B3P0F42A1B10P6A1 | 760 | 1 | 760 |
18 | Merakit Baut 2 (26 Putaran) | A1B10G1A1B3P0F54A1B10P6A1 | 860 | 1 | 860 |
19 | Mengembalikan Obeng | A3B10G1A3B10P1A3 | 310 | 1 | 310 |
20 | Mengambil 2 Kancing | A1B10G1A1B10P6A1 | 300 | 1 | 300 |
21 | Mengambil Hook 1 | A1B10G1A1B3P0A1 | 170 | 1 | 170 |
22 | Merakit Hook 1 (13 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
23 | Mengambil Hook 2 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
24 | Merakit Hook 2 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P0A1 | 380 | 1 | 380 |
25 | Mengambil Hook 3 | A1B3G1A1B3P1A1 | 110 | 1 | 110 |
26 | Merakit Hook 3 (14 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 520 | 1 | 520 |
27 | Mengambil Hook 4 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
28 | Merakit Hook 4 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
20 | Mengambil Hook 5 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
30 | Merakit Hook 5 (13 Puutaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
31 | Mengambil Hook 6 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
32 | Merakit Hook 6 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
33 | Meletakkan Produk Jadi | A3B10G1A3B10P1A3 | 310 | 1 | 310 |
Waktu Total Time Measurement Unit | 10260 | 35 | 10260 |
Maka, waktu (TMU) = 10260 TMU
Sehingga dalam menit menjadi = 10260 X 0,0006 menit = 6,156 menit
Menurut data diatas berarti waktu normal untuk merakit satu buah juggy hook tanpa mempertimbangkan waktu kelonggaran itu dibutuhkan waktu selama 6,156 menit dengan kondisi sang operator dalam keadaan normal.
Berdasarkan yang kami amati dalam penelitian ini, terdapat beberapa factor yang mengakibatkan adanya kelonggaran dalam perakitan. Factor tersebut antara lain:
- Tenaga yang dibutuhkan : 2 %
- Sikap kerja : 1 %
- Gerakan kerja : 0 %
- Kelelahan mata : 6 %
- Keadaan suhu tempat kerja : 3 %
- Keadaan atmosfer : 0 %
- Keadaan lingkungan yang baik : 1 %
Tenaga yang dikeluarkan diberi nilai 2% untuk kelonggarannya karena Pekerjaan relative lebih ringan dan mudah untuk dilakukan oleh manusia normal khususnya bagi pria. Sedangkan untuk sikap kerja diberi nilai 1 % karena pekerjaan dilakukan dengan ringan yaitu posisi tubuh lebih banyak duduk dan sedikit untuk melakukan gerakan berdiri atau melangkah. Gerakan kerja sang operator dapat dikatakan normal karena gerakannya bebas dan tidak terbatas oleh sesuatu apapun, sehingga kelonggaran yang disebabkan oleh gerakan kerja yaitu 0 %. Pandangan mata yang hamper terus-menerus tertuju pada setiap komponen/part yang akan dirakit, mengakibatkan kelonggaran yang disebabkan oleh kelelahan mata ini sebesar 6 %. Keadaan suhu pada saat perakitan sekitar 22-280 C, sehingga keadaan suhu di ruang perakitan tersebut dikatakan normal dan memiliki nilai kelonggaran sebesar 3 %. Kelonggaran yang disebabkan oleh keadaan suhu diberi nilai 0 %, karena suhu didalam ruangan tersebut segar dan tidak ada bau-bauan atau debu yang membuat kinerja seorang operator terganggu. Lingkungan kerja yang bersih, sehat, cerah dengan kebisingan yang rendah membuat kinerja operator di perakitan menjadi baik, sehingga kelonggaran yang disebabkan oleh keadaan lingkungan yang baik diberi nilai 1 %.
Berdasarkan factor kelanggaran pada setiap factor didapatkan jumlah seluruh factor kelonggaran adalah sebesar 13%, maka dapat ditentukan waktu baku untuk merakit satu buah Juggy Hook adalah sebesar :
Waktu baku (Standard Time) = Waktu Normal x (1+Allowance)
= 6,156 menit x (1+0,13)
= 6,156 x 1,13
= 6,95628 menit
4.2.5.2 Waktu Kerja Usulan
Dari data pengolahan data diatas, didapat waktu normal sebesar 6,95628 menit. Sehingga kami mengusulkan untuk memperbaiki proses perakitan tersebut untuk mendapatkan waktu normal yang lebih baik lagi yaitu dengan merubah gerakan-gerakan operator dan merubah posisi tata letak dari setiap part/komponen perakitan.
Usulan tersebut terlihat di dalam table 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Perhitungan Time Measurment Unit Usulan
PERHITUNGAN WAKTUNORMAL DENGAN METODE MOST | |||||
METODE KERJA AKTUAL | Merakit Juggy Hook | ||||
No | Elemen Kegiatan | Model Urutan | ETMU | Frekuensi | Waktu |
1 | Mengambil Alas Bawah | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
2 | Mengambil 4 Baut | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
3 | Mengambil 4 kaki | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
4 | Mengambil Obeng | A1B3G1A3B3P0A1 | 120 | 1 | 120 |
5 | Merakit Baut 1 (14 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 460 | 1 | 460 |
6 | Merakit Baut 2 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
7 | Merakit Baut 3 (16 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 520 | 1 | 520 |
8 | Merakit Baut 4 (15 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 520 | 1 | 520 |
9 | Mengembalikan Obeng | A1B3G1A3B3P1A1 | 130 | 1 | 130 |
10 | Mengambil Tiang 1 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
11 | Merakit Tiang 1 (8 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F16A1B3P0A1 | 400 | 1 | 400 |
12 | Mengambil Tiang 2 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
13 | Merakit Tiang 2 (5 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F10A1B3P0A1 | 240 | 1 | 240 |
14 | Mengambil Alas Atas | A1B3G1A1B3P3A1 | 130 | 1 | 130 |
15 | Mengambil Obeng | A1B3G1A3B3P1A1 | 130 | 1 | 130 |
16 | Mengmabil 2 Baut | A1B3G1A1B3P0A1 | 160 | 1 | 160 |
17 | Merakit Baut 1 (21 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F42A1B3P6A1 | 590 | 1 | 590 |
18 | Merakit Baut 2 (26 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F54A1B3P6A1 | 740 | 1 | 740 |
19 | Mengembalikan Obeng | A1B3G1A3B3P1A1 | 130 | 1 | 130 |
20 | Mengambil 2 Kancing | A1B3G1A1B3P6A1 | 150 | 1 | 150 |
21 | Mengambil Hook 1 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
22 | Merakit Hook 1 (13 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
23 | Mengambil Hook 2 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
24 | Merakit Hook 2 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P0A1 | 380 | 1 | 380 |
25 | Mengambil Hook 3 | A1B3G1A1B3P1A1 | 110 | 1 | 110 |
26 | Merakit Hook 3 (14 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F32A1B3P6A1 | 520 | 1 | 520 |
27 | Mengambil Hook 4 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
28 | Merakit Hook 4 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
29 | Mengambil Hook 5 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
30 | Merakit Hook 5 (13 Puutaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
31 | Mengambil Hook 6 | A1B3G1A1B3P0A1 | 100 | 1 | 100 |
32 | Merakit Hook 6 (12 Putaran) | A1B3G1A1B3P0F24A1B3P6A1 | 440 | 1 | 440 |
33 | Meletakkan Produk Jadi | A3B10G1A3B10P1A3 | 310 | 1 | 310 |
Waktu Total Time Measurement Unit | 9030 | 35 | 9030 |
Maka, waktu (TMU) = 9030 TMU
Sehingga dalam menit menjadi = 9030 X 0,0006 menit = 5,418 menit
Menurut data diatas berarti waktu normal untuk merakit satu buah juggy hook tanpa mempertimbangkan waktu kelonggaran itu dibutuhkan waktu selama 5,418 menit dengan kondisi sang operator dalam keadaan normal.
Berdasarkan yang kami amati dalam penelitian ini, terdapat beberapa factor yang mengakibatkan adanya kelonggaran dalam perakitan. Factor tersebut antara lain:
- Tenaga yang dibutuhkan : 2 %
- Sikap kerja : 1 %
- Gerakan kerja : 0 %
- Kelelahan mata : 6 %
- Keadaan suhu tempat kerja : 3 %
- Keadaan atmosfer : 0 %
- Keadaan lingkungan yang baik : 1 %
Tenaga yang dikeluarkan diberi nilai 2% untuk kelonggarannya karena Pekerjaan relative lebih ringan dan mudah untuk dilakukan oleh manusia normal khususnya bagi pria. Sedangkan untuk sikap kerja diberi nilai 1 % karena pekerjaan dilakukan dengan ringan yaitu posisi tubuh lebih banyak duduk dan sedikit untuk melakukan gerakan berdiri atau melangkah. Gerakan kerja sang operator dapat dikatakan normal karena gerakannya bebas dan tidak terbatas oleh sesuatu apapun, sehingga kelonggaran yang disebabkan oleh gerakan kerja yaitu 0 %. Pandangan mata yang hamper terus-menerus tertuju pada setiap komponen/part yang akan dirakit, mengakibatkan kelonggaran yang disebabkan oleh kelelahan mata ini sebesar 6 %. Keadaan suhu pada saat perakitan sekitar 22-280 C, sehingga keadaan suhu di ruang perakitan tersebut dikatakan normal dan memiliki nilai kelonggaran sebesar 3 %. Kelonggaran yang disebabkan oleh keadaan suhu diberi nilai 0 %, karena suhu didalam ruangan tersebut segar dan tidak ada bau-bauan atau debu yang membuat kinerja seorang operator terganggu. Lingkungan kerja yang bersih, sehat, cerah dengan kebisingan yang rendah membuat kinerja operator di perakitan menjadi baik, sehingga kelonggaran yang disebabkan oleh keadaan lingkungan yang baik diberi nilai 1 %.
Berdasarkan factor kelanggaran pada setiap factor didapatkan jumlah seluruh factor kelonggaran adalah sebesar 13%, maka dapat ditentukan waktu baku untuk merakit satu buah Juggy Hook adalah sebesar :
Waktu baku (Standard Time) = Waktu Normal x (1+Allowance)
= 5,418 menit x (1+0,13)
= 5,418 x 1,13
= 6,12234 menit
Waktu baku yang dibutuhkan untuk membuat satu produk Juggy Hook dengan kelonggaranya yaitu 6,12234 menit. Sedangkan PT.Ergonesia memiliki 21 jam kerja dalam satu hari dengan 3 shift kerja. Dengan waktu baku tersebut didapatkan bahwa PT.Ergonesia mampu menghasilkan 205 produk dalam satu hari.